“If the doors of perception were cleansed, everything would
appear as it is – infinite.
– Jika pintu persepsi dibersihkan, segala hal akan nampak
sebagaimana adanya – sangat luar biasa.”
William Blake
Sebelum memulai membahas artikel ini saya akan menceritakan sebuah peristiwa yang dialami sepasang suami istri. Pasangan tersebut baru pindah ke sebuah kontrakan baru di kampung padat penduduk. Setiap pagi di depan rumah mereka banyak orang sibuk mencuci dan menjemur pakaian.
Pada hari I, sang istri berkomentar, “Aneh ya, kenapa orang-orang
kalau mencuci pakaian sama sekali tidak bersih. Kotorannya masih tebal begitu.”
Seminggu berlalu, dan sang istri selalu berkomentar bahwa cucian
warga yang dijemur di depan kontrakan mereka itu masih sangat kotor. Selama
seminggu sang suami hanya diam saja mendengar komentar-komentar istrinya. Lalu
pada hari ke-8, si istri memberikan komentar lagi seperti biasa.
“Nah, itu baru bersih. Pak, lihat cucian mereka sekarang menjadi
bersih sekali. Tapi kenapa kemarin-kemarin cucian mereka begitu kotor ya?”
gumam si istri.
“Tadi pagi saya bangun pagi-pagi sekali. Saya bersihkan semua kaca
jendela rumah kita sampai betul-betul bersih,” jawab suaminya seraya pergi
meninggalkan si istri yang masih terperangah.
Kehidupan ini berkaitan erat dengan persepsi, yaitu cara pandang
berdasarkan pola pikir dan perilaku individu masing-masing. Setiap orang dapat
mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan
mereka. Persepsi itu akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan kita
selanjutnya.
Realitas kehidupan ini terbentuk oleh persepsi kita atau cara pandang kita
terhadap segala sesuatu. Apa yang Anda yakini, itulah yang Anda terima. Tetapi
seandainya kita mampu mengubahnya (persepsi) menjadi positif, maka segala
sesuatu dalam kehidupan ini akan nampak lebih menyenangkan.
Dr. Wayne Dyer mengatakan, “When you change the way you look at
things, the things you look at change.
– Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa
yang Anda lihat akan berubah.”
Inilah beberapa hal pokok untuk menghancurkan persepsi negatif dan
menciptakan kehidupan yang seharusnya Anda nikmati.
Pertama adalah selalu berusaha membiasakan diri fokus pada nilai-nilai positif, maka persepsi kita menjadi lebih positif. Contoh ketika kita fokus pada kekurangan seseorang, maka kita akan terus mencari kekurangannya. Tetapi jika kita fokus pada kebaikan seseorang, maka kita akan terus berusaha mencari kebaikan di dalam dirinya dan semakin tertarik pada orang tersebut, bahkan terinspirasi olehnya.
Mungkin sama seperti awal orang sedang dalam masa pacaran, pasti
masing-masing memandang pasangan serasa tak memiliki kekurangan karena yang
terlihat kelebihannya saja. Hari-hari senantiasa romantis, sebab dalam hubungan
itu masing-masing hanya fokus pada sifat-sifat yang positif dan menarik.
Semakin ia fokus pada kualitas positif, maka ia pun melihat pasangan semakin
menakjubkan sehingga makin jatuh cinta. Begitupun sebaliknya.
Cara lain untuk menjaga persepsi Anda tetap positif adalah dengan selalu berpikir dan bersikap optimis. Saya sangat sependapat dengan Henry Ford yang pernah mengatakan, “If you think you can or if you think you can’t either way you’re always right. – Jika Anda berpikir Anda bisa atau jika Anda berpikir tidak bisa, itu pasti terjadi.” Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.
Cara lain untuk menjaga persepsi Anda tetap positif adalah dengan selalu berpikir dan bersikap optimis. Saya sangat sependapat dengan Henry Ford yang pernah mengatakan, “If you think you can or if you think you can’t either way you’re always right. – Jika Anda berpikir Anda bisa atau jika Anda berpikir tidak bisa, itu pasti terjadi.” Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.
Berpikir terbuka dan bersedia belajar tentang banyak hal merupakan
salah satu upaya untuk menjernihkan persepsi. Kehidupan ini sangat lengkap
artinya terdiri dari beragam situasi, sebab, macam, dan lain sebagainya. Tidak
mungkin seseorang menguasai semua ilmu atau menyelami pikiran banyak orang di
dunia. Jadi sebaiknya jangan terburu-buru menciptakan kesimpulan, melainkan
mencari pelajaran positif yang dapat dipetik sebagai bekal untuk berpikir dan
bertindak lebih bijaksana.
Contoh akhir-akhir ini media cetak maupun elektronik di tanah air
bahkan luar negri sedang dihebohkan video asusila artis papan atas. Jika benar
mereka melakukan tindak asusila itu, bukan berarti semua perilaku mereka
negatif. Alangkah bijaksana jika kita menjadikan hal itu sebagai pembelajaran
untuk tidak mencoba melanggar norma susila, agama maupun hukum, apapun profesi
yang kita jalani, karena dampak buruknya sangat luar biasa tak hanya merugikan
diri sendiri tetapi juga keluarga dan masyarakat.
Jika saya perhatikan, orang-orang yang hidupnya cukup sukses di
dunia ini senantiasa menjaga persepsi mereka tetap positif. Sehingga sikap dan
tindakan mereka juga positif, contohnya tekun berusaha, rendah hati, disiplin,
cermat atau berhati-hati dalam segala hal dan lain sebagainya. Disamping itu,
mereka mampu melakukan tanggung jawab dengan baik dan menghasilkan karya luar
biasa.
Persepsi seumpama ‘kaca jendela’ untuk melihat segala sesuatu
nampak baik atau buruk. Ketika Anda mampu menjadikan persepsi selalu positif,
maka Anda juga mempunyai kekuatan untuk melihat segala hal dengan lebih jernih,
penuh optimisme, semangat, kasih sayang dan cinta, dan lain sebagainya,
sehingga membantu Anda selalu bersikap positif dan tidak menyerah pada keadaan
sesulit apapun untuk meraih sukses dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, jika Anda
ingin mencapai hasil akhir yang menyenangkan, maka jangan pernah membiarkan
‘kaca jendela’ Anda kotor.
0 komentar:
Posting Komentar
Sebuah harapan jika anda meninggalkan komentar di setiap artikel saya.
terima kasih atas perhatiannya