Alkisah, ada seorang pianis
yang sangat piawai memainkan tuts pianonya. Dia telah memenangi banyak
kejuaraan dan telah menjalani pertunjukan di berbagai tempat. Tidak peduli
penonton yang menyaksikan pertunjukkannya banyak atau sedikit, ataupun dia
berhasil memenangkan pertadingan atau tidak, saat bermain piano, wajahnya
tampak selalu berseri-seri, enjoy, seakan di sanalah letak segala
kebahagiaannya.
Pada suatu hari, saat reuni dengan teman-teman lamanya, seorang sahabat
bertanya kepadanya, "Kami perhatikan, saat bermain piano, kamu terlihat
begitu senang dan bahagia. Sepertinya tidak ada kesusahan sama sekali!""Lho, hidup memang seharusnya dihadapi dengan senang kan?" jawabnya si pianis sambil tersenyum. Lalu ia melanjutkan, "Yah, kalian tahu kan bagaimana masa remajaku dulu. Begitu banyak hobi dan aktivitas yang aku geluti. Mulai dari menggambar, bermain musik, juga berbagai cabang olah raga. Ambisiku satu, yaitu ingin selalu menjadi juara di setiap lomba. Aku rajin berlatih dan berusaha, tetapi karena begitu banyak kegiatan, akhirnya tidak mampu berprestasi secara maksimal dan gagal. Kegagalan-kegagalan itu membuatku kecewa, marah, sedih, dan frustasi pada diri sendiri. Aku pun mulai malas-malasan dan kehilangan motivasi sehingga pelajaran di sekolah pun ikut jatuh."
"Sekarang kamu bisa menjadi seorang pianis hebat yang tampak selalu happy. Bagaimana ceritanya?" tanya temannya penasaran.
Melihat raporku yang jelek dan kelakuanku yang menyebalkan, ayahku tidak marah dan berusaha menyadarkan aku. Suatu hari, saat kami sedang bersantai, ayah melakukan sedikit eksperimen. Beliau mengambil segenggam jagung dan sebuah corong kecil. Telapak tanganku diletakkan di bawah corong. "Kamu tangkap jagung ini ya", kata ayah. Lalu dilepaslah sebiji jagung, yang segera meluncur cepat dan tertangkap di telapak tanganku. Kemudian satu biji lagi, dan tertangkap lagi dengan sempurna.
"Nah, sekarang siap-siap ya!" seru ayah sambil melepas segenggam jagung ke corong. Apa hasilnya? Tidak ada satu biji jagung pun yang jatuh ke tanganku karena lubang corong kecil dan biji jagung tersumbat di situ.
Begini penjelasan ayahku: "Seperti itulah kehidupan ini, setiap hal atau pekerjaan harus dikerjakan satu persatu, fokus, dan penuh konsentrasi. Maka setiap pekerjaan akan bisa diselesaikan dengan baik dan maksimal, sehingga kamu puas dan merasa bahagia."
Seringkali kita berkeinginan melakukan banyak pekerjaan sekaligus dan mendapatkan hasil yang memuaskan, namun dalam kenyataannya justru kekecewaan yang didapat.
Untuk
menghasilkan sukses yang luar biasa, kita harus fokus pada satu titik pekerjaan
terlebih dahulu. Lakukan pekerjaan satu persatu dan fokuskan pada apa yang
menjadi kelebihan kita. Jika kita melakukan pekerjaan dengan penuh cinta,
konsentrasi, dan keyakinan, niscaya hasilnya akan memuaskan, bahkan tidak
jarang dampaknya akan mengejutkan.
0 komentar:
Posting Komentar
Sebuah harapan jika anda meninggalkan komentar di setiap artikel saya.
terima kasih atas perhatiannya