“Banyak orang yang terkenal tetapi tidak berkualitas,
sebaliknya banyak orang yang tidak terkenal tetapi berkualitas.”
Apakah menjadi terkenal itu penting? Sebagian dari Anda
mungkin mengatakan ya, sebagian lagi tidak. Namun faktanya banyak orang yang
ingin menjadi terkenal bahkan sampai rela mengorbankan apapun yang
dimilikinya guna beroleh ketenaran.
Mengapa bisa seperti itu? Sesungguhnya penyebabnya adalah nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat yang sangat menghargai orang yang terkenal. Orang yang
terkenal dikagumi, dipuja, disanjung dan diprioritaskan. Menjadi terkenal
berarti beroleh kemudahan, kenyamanan dan pada gilirannya kekayaan. Itulah yang
membuat banyak orang berlomba-loba untuk menjadi terkenal.
Yang menarik, masyarakat bahkan lebih menghargai orang yang terkenal
daripada yang berkualitas. Bahkan walaupun Anda berkualitas tetapi selama Anda
tidak terkenal maka Anda akan kalah dengan orang yang tidak berkualitas tetapi
terkenal. Kenyataan ini pada gilirannya melahirkan sebuah kecenderungan yang
memprihatinkan: orang berlomba-lomba menjadi terkenal tetapi tidak
berlomba-lomba meningkatkan kualitasnya.
Tentu saja, kalau terkenal saja sudah cukup untuk membuat Anda sukses dan
kaya, buat apa lagi bersusah payah meningkatkan kualitas diri kita. Disini
berlaku hukum ekonomi yaitu dengan biaya yang sekecil-kecilnya menghasilkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Ini adalah kecenderungan yang sangat
manusiawi.
Namun sesungguhnya kecenderungan ini merugikan masyarakat itu sendiri.
Bukankah kita memilih pemimpin dari mereka yang sudah terkenal? Bahkan bukankah
kita seringkali mengatakan bahwa kita sekarang ini sedang mengalami krisis
kepemimpinan? Sesungguhnya yang terjadi bukanlah krisis kepemimpinan karena
sebetulnya ada banyak sekali pemimpin yang baik dan berpotensi di negeri ini.
Masalahnya hanya satu: mereka tidak terkenal karena tak punya uang untuk
beriklan. Sementara orang-orang yang terkenal itu seringkali tidak memberikan
harapan apapun kepada kita. Kita mengalami krisis kepemimpinan karena hanya
mencari pemimpin dari orang-orang yang terkenal. Dan karena orang yang terkenal
itu jumlahnya sangat terbatas maka kita harus cukup puas dengan menerima
seorang pemimpin yang berkualitas seadanya. Kita hanya bisa memilih orang yang
terbaik dari yang terjelek.
Perlu Dikenal
Apa yang saya sampaikan diatas bisa disebut sebagai lingkaran setan. Orang
hanya menghargai mereka yang terkenal, menyisihkan mereka yang tidak terkenal
dan akhirnya memilih yang terbaik dari orang yang terkenal. Padahal banyak
orang yang terkenal tapi tidak berkualitas, sebaliknya banyak orang yang tidak
terkenal tetapi berkualitas. Kondisi ini merugikan semua pihak. Masyarakat
dirugikan dengan hanya memiliki pilihan yang terbatas. Orang-orang yang berkualitaspun
dirugikan karena mereka tidak dapat memanfatkan diri mereka untuk melayani
lebih banyak orang lagi, dan membuat mereka terbatas hanya melayani sedikit
orang yang mengenal mereka.
Untuk memutuskan lingkaran setan ini maka orang-orang berkualitas perlu
membuat terobosan dengan mempromosikan dirinya. Memang ini membutuhkan usaha
dan energi yang cukup besar tetapi pengorbanan ini diperlukan untuk bisa
menjadi maslahat bagi orang banyak.
Masalah utama yang harus dilalui adalah persoalan paradigma (mindset).
Banyak orang berkualitas yang enggan mempromosikan dirinya karena menganggap
bahwa kualitas saja sudah lebih dari cukup untuk memenangkan persaingan. Mereka
lupa bahwa walaupun setiap orang sesungguhnya senantiasa mencari kualitas
tetapi ketika membeli sesuatu orang lebih mempertimbangkan merek ketimbang
kualitas. Itulah yang seringkali membuat orang yang terkenal lebih berhasil
daripada orang yang berkualitas.
“Banyak orang yang terkenal tetapi
tidak berkualitas,
sebaliknya banyak orang yang tidak terkenal tetapi
berkualitas.”
Paradigma kedua yang sering dianut oleh orang berkualitas adalah bahwa tidak
apa-apa kalau mereka kalah dibandingkan dengan orang yang terkenal, toh hukum
alam itu selalu berlaku dan waktu akan membuktikan siapa yang akan menang
secara jangka panjang. Dengan paradigma ini orang-orang berkualitas akhirnya
memilih untuk bersikap “tenang-tenang saja” membiarkan orang-orang terkenal
tapi tak berkualitas memenangkan persaingan, karena itu semua hanya bersifat
sementara. Mereka yakin bahwa pada akhirnya nanti dunia tetap akan berpihak
kepada orang yang berkualitas. Emas akan selalu lebih unggul daripada perak dan
perunggu.
Terobosan
Paradigma yang dianut orang-orang berkualitas tersebut sudah tentu perlu
dibenahi. Kita perlu melakukan terobosan. Kita tak dapat berharap masyarakat
yang mengubah paradigmanya mengenai keterkenalan tetapi orang-orang yang
berkualitaslah yang harus memulai dengan memperkenalkan dirinya kepada
masyarakat.
Jadi yang terpenting sesungguhnya bukanlah menjadi orang yang terkenal
tetapi menjadi orang yang dikenal. Tujuan dikenal adalah agar dapat
dimanfaatkan. Tujuan dimanfaatkan adalah agar menjadi yang bermanfaat. Menjadi
bermanfaat berarti menjadi rahmat bagi semesta alam. Menjadi bermanfaat berarti
menjalankan misi suci yang dititipkan Tuhan kepada kita.
Menjadi bermanfaat berarti mengesplorasi dan mengeksploitasi calling
(panggilan) yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Tanpa menjadi yang dikenal bagaimana mungkin kita bisa dimanfaatkan oleh
orang lain? Bagaimana mungkin bisa dimanfaatkan kalau orang tidak tahu apa
keunikan dan potensi kita yang terbesar?
Karena itu tugas kita di dunia ini sesungguhnya adalah berkenalan dengan
sebanyak mungkin orang dan memperkenalkan kepada mereka potensi terbaik yang
ada di dalam diri kita. Dengan demikian kita akan menjadi manusia yang
benar-benar bermanfaat.
Dengan kata lain, memperkenalkan diri berarti juga mensyukuri semua talenta
yang diberikan Tuhan kepada kita. Ketika kita memperkenalkan kebaikan kita
kepada orang lain maka kita sudah membuka jalan bagi pilihan-pilihan yang lebih
baik. Kita malah akan berdosa bila membiarkan masyarakat terbatas hanya pada
pilihan-pilihan yang sudah mereka kenal selama ini.
Dengan demikian menjadi dikenal sesungguhnya adalah sebuah upaya untuk
memberikan rahmat yang terindah bagi semesta alam.
0 komentar:
Posting Komentar
Sebuah harapan jika anda meninggalkan komentar di setiap artikel saya.
terima kasih atas perhatiannya